时间:2025-06-07 05:40:41 来源:网络整理 编辑:综合
Jakarta, CNN Indonesia-- Menggunakan pakaian formal, jas, atau kemeja adalah hal lumrah yang biasany quickq下载苹果手机版
Menggunakan pakaian formal, jas, atau kemeja adalah hal lumrah yang biasanya digunakan para pekerja. Tapi hal berbeda justru terjadi di China, ke kantor dengan pakaian rumahan yang nyaman, bahkan tidak sedikit yang memakai piyama jadi trenbelakangan ini.
Seorang pekerja muda yang dikenal juga dengan sebutan Gen Z baru-baru ini memamerkan bagaimana dia memilih pakaian untuk berangkat kerja. Aktivitas itu dibagikan melalui video di platform media sosial TikTok.
Melansir HR Brew, dia memperlihatkan sandal rumah, celana piyama yang terlihat agak longgar, yang dilengkapi dengan sweater coklat yang terlihat lusuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pilihan Redaksi
|
Cara Cindy Luo berpakaian ini kemudian memicu tagar baru di media sosial. Tagar itu yakni #grossoutfitatwork. Pekerja yang kebanyakan wanita kemudian ikut-ikutan membagikan pakaian kerja versi mereka yang paling nyaman.
Cindy Luo memang tidak ingin repot-repot memilih pakaian mewah dan serasi yang membuatnya terlihat seperti pekerja kantoran 'umum'.
Dia justru memilih pakaian yang nyaman selama bekerja, walaupun dia harus meninggalkan rumah untuk menuju ke tempat kerja dengan pakaian itu.
Di China, seperti banyak tempat lain di dunia, wanita mempunyai standar yang lebih tinggi dalam pakaian kantor, sementara pakaian laki-laki sering kali tidak memerlukan banyak pertimbangan.
Dilaporkan New York Times, bagi para pejabat tinggi Partai Komunis Tiongkok yang hampir seluruhnya laki-laki, pilihan pakaian yang akan mereka kenakan cukup sederhana - "ting ju feng," atau "gaya kantor dan biro."
Ini adalah tampilan yang lembut dan bersahaja dari tipikal birokrat tingkat menengah, gaya yang disukai oleh Xi, presiden China.
Namun kini semua berubah, walau mungkin tidak semua mengikuti tren pakaian santai saat ke kantor, tapi bisa jadi banyak pekerja yang tidak ingin terlalu terikat dengan pakaian formal khas kantoran.
Bisa jadi ini juga mencerminkan semakin besarnya keengganan di kalangan generasi muda China, terhadap kehidupan yang penuh ambisi dan perjuangan seperti yang terjadi dalam beberapa dekade terakhir.
Ketika pertumbuhan negara melambat dan berkurangnya peluang yang menjanjikan, banyak generasi muda yang memilih untuk "berbaring". Sebuah pendekatan yang berlawanan dengan budaya untuk mencari kehidupan yang mudah dan tidak rumit. Dan sekarang bahkan mereka yang memiliki pekerjaan tetap pun masih melakukan protes diam-diam.
Pakaian yang sengaja dibuat loyo menjadi gerakan media sosial ketika seorang pengguna bernama "Kendou S-" memposting video di Douyin, media sosial semacam TikTok di China.
Dia memamerkan pakaian kerjanya: gaun sweater coklat lembut di atas celana piyama kotak-kotak dengan jaket berlapis merah muda dan sandal berbulu.
Dalam video tersebut, dia mengatakan atasannya di tempat kerja telah mengatakan kepadanya beberapa kali bahwa pakaiannya "kotor". Dan bahwa dia perlu mengenakan pakaian yang lebih baik "untuk menjaga citra perusahaan."
Videonya viral dan telah dibagikan 1,4 juta kali. Tagar "pakaian kotor di tempat kerja" tersebar di berbagai platform media sosial China, dan memicu kompetisi mengenai pakaian kerja mana yang paling menjijikkan.
Lihat Juga :![]() |
Di Weibo, X versi China, topik ini ditonton ratusan juta kali dan memicu diskusi yang lebih luas tentang mengapa generasi muda saat ini tidak mau berdandan untuk bekerja.
"Ini adalah kemajuan zaman," kata Xiao Xueping, seorang psikolog di Beijing.
Dia mengatakan generasi muda tumbuh dalam lingkungan yang relatif lebih inklusif dibandingkan generasi sebelumnya. Mereka belajar untuk mengutamakan perasaan mereka sendiri.
Xiao berkata bahwa pakaian tersebut mungkin merupakan bentuk protes yang bertanggung jawab, karena orang-orang masih melakukan pekerjaannya.
Hal ini juga merupakan tanda bagaimana negara-negara mengevaluasi kembali nilai-nilai dan prioritas ketika mereka mencapai tingkat kemakmuran yang lebih tinggi.
(tst/pua)VIDEO: Bagaimana Jika Tak Sengaja Mimpi Basah saat Berpuasa?2025-06-07 05:30
FOTO: Semarak Berbuka Puasa di Kampung Ramadan Jogokariyan2025-06-07 04:46
Awasi Pelaksanaan Haji, DPR Bentuk Timwas Lokal di Makkah: Anggotanya WNI di Arab Saudi2025-06-07 04:36
Klarifikasi Kemendiktisaintek soal Nasib Neni Herlina yang Dipecat Sepihak Mendiktisaintek Satryo2025-06-07 04:02
4 Anggota Polri Pangkat Jenderal hingga Bhabin Terima Anugerah Bintang Bhayangkara Nararya2025-06-07 03:51
Doa dan Amalan 10 Hari Ramadan, Yuk Amalkan!2025-06-07 03:37
FOTO: Kala Dior Melintasi Waktu ke Masa Lalu di Paris Fashion Week2025-06-07 03:32
Warganet Ngeluh Sepeda Hilang Saat Diparkir di Stasiun, MRT Janji Perbaiki Prosedur Keamanan2025-06-07 03:24
3 Cara Pilih Kursi Kereta Api agar Tak Hadap Mundur2025-06-07 03:18
OCCRP Klarifikasi soal Jokowi Tokoh Terkorup 2024: Tak Punya Bukti Langsung2025-06-07 03:16
Polisi Gelar Perkara Mobil Lindas Motor hingga Pengendaranya Tewas2025-06-07 05:23
Badan Bank Tanah Raih 14 Ribu Hektare untuk Rakyat, Tutup Tahun 2024 dengan Mencatatkan Rekor2025-06-07 05:20
Kado Hardiknas! Pelajar dan Mahasiswa di Jakarta dapat Kesempatan Klaim Saldo Dana Kaget Hari Ini2025-06-07 05:02
Dorong Transaksi, BNI2025-06-07 04:59
FOTO: Berburu Kedamaian Lewat Tadarus di Masjid Perahu Tebet2025-06-07 04:58
Bank DKI Didemo Depan Balai Kota Sampai Menginap, Pramono: Itu Wajar2025-06-07 04:19
Tarif Baru Sempat Bikin Kaget, Biaya Konsumsi Air PAM Jaya di Apartemen Bakal Dihitung Per Unit2025-06-07 04:08
Dishub DKI Sebut Penumpang Arus Balik di Jakarta Naik 129 Persen, Pendatang Baru Membludak?2025-06-07 03:45
Catat, Ini Batas Aman Konsumsi Kopi dan Teh Selama Puasa2025-06-07 03:07
Pemprov DKI Pikir2025-06-07 03:05