Risikonya Ngeri, Korea Selatan Khawatir Soal Naiknya Penggunaan Stablecoin
Bank of Korea (BoK) menyuarakan kekhawatiran atas meningkatnya penggunaan stablecoin global, hal ini menyusul semakin maraknya penggunaan dari USDT dan USDC di Korea Selatan.
Dilansir dari Decrypt, Rabu (28/5), Wakil Gubernur Bank Sentral Korea Selatan, Lee Jong-ryeol menyebut fenomena ini sebagai salah satu fenomena yang paling mengkhawatirkan dari perkembangan mata uang digital saat ini.
Baca Juga: OpenAI Resmi Lakukan Ekspansi ke Korea Selatan
Dalam pernyataannya, ia memperingatkan bahwa penggunaan stablecoin sebagai pengganti mata uang resmi dapat menyebabkan pelanggaran terhadap kedaulatan moneter, melemahnya kendali kebijakan moneter, potensi instabilitas keuangan hingga peningkatan risiko pencucian uang
Korea Selatan sendiri dalam sebuah laporan disebutkan telah mentransfer sekitar US$40,6 miliar aset digital ke luar negeri dalam kuartal pertama 2025. Hampir setengah dari pencapaian tersebut terjadi dalam bentuk stablecoin.
Bank Sentral Korea Selatan juga saat ini juga terlibat dalam Proyek Agora. Ia merupakan sebuah inisiatif penyelesaian lintas batas bersama bank sentral dari tujuh negara.
“Sistem ini dirancang agar token deposito dari satu negara tidak dapat langsung digunakan dalam negara lain,” jelas Lee.
Baca Juga: BEI Hadirkan Skema Liquidity Provider, Korea Investment Tak Mau Buru-buru
Secara global, penggunaan stablecoin terus meningkat, dengan total kapitalisasi pasar yang kini dilaporkan mencapai US$249,6 miliar.
相关推荐
- Sosok Prathita Amanda Aryani Ditelusuri, Viral Kasus Meninggalnya Dokter PPDS Undip
- Merasa Menjadi Korban Mafia Tanah, Eks Guru Besar IPB Minta Menteri AHY Bantu Audiensi
- Ahok Jadikan Ibu PKK Agen Pembayaran Nontunai Sekaligus Edukasi UMKM
- Unik, Tersimpan Aurora Borealis di Dalam Paspor Norwegia
- Industri Kripto Kian Matang, Investor Bitcoin Tak Lagi Andalkan Hype
- 7 Makanan Tinggi Kalsium dan Vitamin D, Cocok buat 'Remaja Jompo'
- 210 Instansi Terdampak Serangan Siber Akibat Pusat Data Nasional Diretas
- 7 Terpidana Kasus Vina Akui Tak Tahu Tanda Tangan Dipakai untuk Pernyataan Bersalah