您现在的位置是:综合 >>正文

Overtourism atau Bukan, Bali Harus Berbenah

综合24257人已围观

简介Jakarta, CNN Indonesia-- Overtourismtelah menjadi isu global di sejumlah destinasi wisata dunia. Bel ...

Jakarta,quickq官网网站 CNN Indonesia--

Overtourismtelah menjadi isu global di sejumlah destinasi wisata dunia. Belakangan, banyak di antara destinasi-destinasi di dunia mulai berbenah dan bikin aturan demi mengurangi overtourism.

Overtourism atau Bukan, Bali Harus Berbenah

Bali salah satu destinasi yang disorot dan dianggap memiliki masalah overtourism. Setidaknya itu yang dinilai media asing seperti CNN Internationaldan Channel News Asia(CNA).

Menurut CNN International, Bali adalah salah satu destinasi wisata dengan overtourismterburuk pada 2023, sedangkan CNAmembahas tantangan baru Bali karena overtourism, yang berakibat suasana di Pulau Dewata tidak lagi sesantai dan sebebas dulu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lihat Juga :
Overtourism, Bali Kesulitan Kendalikan Pertumbuhan Pesat Pariwisata

Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun juga tidak setuju apabila Pulau Dewata dianggap mengalami overtourism. Menurut Pemayun, jumlah kamar yang tersedia dan jumlah daerah tujuan wisata di Bali, masih bisa mengakomodir kunjungan wisatawan.

"Kita tidak mengatakan Bali itu overtourism. Jika dilihat dari data jumlah kamar yang tersedia masih mengakomodir kunjungan wisata. Hanya persoalannya di jalan saja, agar tidak terjadi kemacetan," ungkap Pemayun, seperti dikutip dari Detik.

Tapi, sebelum melanjutkan, barangkali tak ada salahnya mengetahui apa makna dari istilah overtourism. Organisasi Pariwisata Dunia (The World Tourism Organization, UNWTO), mendefinisikan overtourismsebagai dampak pariwisata pada suatu destinasi atau bagiannya, yang secara berlebihan memengaruhi persepsi kualitas hidup warga lokal atau kualitas pengalaman wisatawan yang berkunjung secara negatif.

Di sisi lain, Pakar Pariwisata sekaligus Guru Besar Universitas Udayana di Bali, I Putu Anom, berpendapat, secara umum Bali belum overtourism. Dia mengambil contoh ketika peak season, hanya Bali bagian selatan yang ramai.

Lihat Juga :
Bali Menolak Disebut Overtourism

"Mulai dari Sanur, Kuta, Nusa Dua, termasuk Ubud ramai lah. Kami kan juga punya daerah-daerah lain, ada akomodasi di Bali Timur, Bali Utara, Bali Barat, itu kan belum (ramai). Jadi tidak bisa dikatakan overtourism," kata I Putu Anom kepada CNNIndonesia.com.

"Kalau dilihat dari yang dibilang overtourism, ada memang Desa Wisata Penglipuran itu, pada momen-momen tertentu, banyak sekali kunjungannya. Itu pun dibilang overtourism, tapi kan itu hanya daerah wisata saja. Tinggal mengatur sirkulasinya saja," lanjutnya.

Dia menilai, yang terjadi di Bali adalah karena kelemahan infrastruktur, di mana semua aktivitas dan semua konsentrasi lebih banyak di Bali Selatan sehingga kelihatan begitu padat dan dianggap orang sebagai overtourism.

Lokasi Bandara I Gusti Ngurah Rai berada di Bali selatan, demikian pula restoran, resort, dan hotel-hotel mewah yang terletak di Nusa Dua, Kuta Utara, Kuta Tengah, dan Kuta Selatan, yang merupakan bagian dari Bali selatan. Pelabuhan Benoa yang jadi tempat penyeberangan dari Tiga Gili di Lombok juga berada di Bali selatan.

Lihat Juga :
Media Asing Soroti Ledakan Turis: Tak Seperti Bali yang Dulu

"Kondisi macet di Bandara, ketika orang angkat koper begitu jadi jalan kaki dari tol, itu kan kesalahan pengaturan, bukan overtourism. Banyak wisatawan yang tidak beretika juga tidak bisa dijadikan kriteria overtourism," ucapnya.

"Jadi bukan overtourismnamanya, ketidakmerataan. Jadi dikira macet itu karena wisatawan, padahal karena fasilitas itu kurang, bandara kami masih kurang, infrastruktur masih kurang. Jumlah penduduk banyak di Bali Selatan, tidak seimbang. Orang urbanisasi ke Bali Selatan," tambahnya.

Anom juga menyoroti penginapan yang berada di Bali, baik hotel maupun villa, yang menurut dia pembangunannya sudah kelebihan, terutama di Bali selatan. Malah dia menyebut banyak vila bodong milik orang asing dan orang lokal yang disewakan tanpa membayar pajak.

Hal ini juga sangat mempengaruhi tingkat hunian hotel dan kemacetan di beberapa daerah. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2023, di Bali terdapat 541 hotel yang terdiri dari semua kelas (dari bintang 1 sampai 5). 

"Di Bali Selatan, ruang terbuka itu makin lama makin berkurang sehingga resapan air berkurang, terlalu banyak pembangunan di Bali Selatan baik untuk industri pariwisata dan lainnya," katanya.

Dari berbagai kondisi tersebut, mungkin klaim Bali mengalami overtourismatau tidak bukan lagi sesuatu yang perlu diperdebatkan lebih lanjut. Hal yang mutlak adalah Bali memang butuh berbenah.

Perbaikan infrastruktur di Bali menjadi mendesak. Anom juga menyoroti masalah drainase di Bali selatan yang kurang baik, karena baru hujan sebentar sudah menyebabkan banjir luar biasa di Kuta. Selain itu, Anom menilai jalanan juga banyak yang rusak di Denpasar dan pengelolaan sampah di Bali juga masih kurang.

Pungutan pajak turis asing yang masuk Bali sebesar Rp150 ribu per orang, bisa dimanfaatkan memperbaiki infrastruktur di Pulau Dewata, setidaknya mengatasi kemacetan di Bali selatan hingga untuk pengelolaan sampah yang lebih baik.

"Jalan lingkar perlu diselesaikan di Bali selatan untuk atasi macet. Ada rencana kereta api, LRT, itu harus cepat diwujudkan supaya mempermudah transportasi wisatawan. Jangankan wisatawan, kami orang lokal saja kecewa soal macet ini," ujar Anom.

Kendati Bali secara keseluruhan enggan disebut mengalami overtourism, setidaknya tanda-tandanya terlihat di Bali bagian selatan. Langkah-langkah yang diambil beberapa destinasi di luar negeri dalam mengatasi overtourismbarangkali bisa ditiru. Salah satunya Amsterdam di Belanda, yang melarang pembangunan hotel baru sebagai langkah strategis memerangi pariwisata massal.

"Tujuan kami adalah menjaga Amsterdam tetap layak huni bagi warga dan pengunjung. Ini berarti mengambil langkah-langkah untuk mencegah overtourism, termasuk tidak membangun hotel baru dan membatasi jumlah wisatawan yang menginap di hotel menjadi tidak lebih dari 20 juta per tahun," kata pemerintah kota dalam sebuah penyataan yang dilansir dari CNN International.

Langkah yang dilakukan Bhutan dalam mencegah overtourismdan menyaring wisatawan yang datang ke negara mereka juga bisa diteladani. Visa Bhutan bisa diperoleh setelah wisatawan membayar tarif harian, sesuai masa kunjungannya. Tarif harian ini beragam, tergantung kapan waktu berkunjung wisatawan ke Bhutan.

Menparekraf Sandiaga juga telah menyatakan bakal melakukan sejumlah pendekatan supaya wisatawan bisa menyebar ke seluruh Bali, tidak menumpuk di Bali selatan dan lebih terdistribusi ke Bali barat, utara, dan timur. Sandiaga melihat peluang itu ada dengan pendekatan ecotourism.

Terlepas dari ide, rencana, dan solusi mengenai memperbaiki pariwisata di Bali ini, semua hanya bisa terwujud dengan eksekusi di lapangan dan implementasi nyata dari pengambil kebijakan, bukan sekadar lip service.

Tags:

相关文章



友情链接