Simfoni Dunia dalam Koleksi Louis Vuitton Karya Pharrell Williams
Louis Vuitton menggelar fashion showmemamerkan koleksi pria Spring/Summer 2025. Showkoleksi ini menjadi perpaduan mode, budaya, dan musik yang apik.
Atap La Maison de l'UNESCO menjadi panggung yang cocok untuk showini. Show merayakan persatuan global dan ekspresi artistik.
Showdimulai dengan sebuah film yang menyoroti pesan antargenerasi. Pesan ini merupakan inti dari Air Afrique, sebuah platformbudaya Afrika-Prancis yang didedikasikan untuk memperluas seni, percakapan, dan pengetahuan Afro-diaspora.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pilihan Redaksi
|
Musik pengiring gubahan Pharrell Williams juga menyempurnakan sederet busana pria yang eklektik. Lagu berjudul "Triumphus Cosmos" menggema di seluruh lokasi, dibawakan secara langsung oleh paduan suara Voices of Fire dan L'Orchestre du Pont Neuf.
Koleksi ini terdiri dari 81 tampilan, masing-masing dibuat dengan cermat untuk mencerminkan tema persatuan dan eksplorasi global.
Elemen pakaian penerbangan terlihat jelas di seluruh bagian. Jaket cropped, bomber, dan pakaian rajut berkerah camionneurterinspirasi dari para pilot.
Mantel dan jas double-breastedyang ramping dihiasi dengan sulaman dan kancing yang rumit, menampilkan ketelitian pengerjaan atelier Louis Vuitton. Beberapa di antara setelan mantel dan jas di atas dipadukan dengan celana panjang lurus atau melebar.
Salah satu segmen penting dari koleksi ini adalah penghormatan kepada sepak bola, olahraga yang dianggap sebagai pemersatu dunia. Ada pakaian yang terinspirasi oleh turnamen UEFA yang tengah berlangsung di negara tetangga, Jerman.
Pola kamuflase yang menjadi ciri khas Pharrel Williams tampil menonjol, memperkuat hubungan Louis Vuitton dengan petualangan dan eksplorasi.
Pharrell Williams mempelajari aspek penting konstruksi garmen, dengan fokus pada struktur bagian dalam dan dekorasi luar.
![]() |
Koleksinya menampilkan palet warna yang mencolok, bertransisi dari hitam pekat ke cokelat tua, cokelat muda, krem, abu-abu, dan terakhir putih.
Hal ini bisa jadi representasi visual dari keberagaman manusia. Spektrum warna yang menjadi penghormatan terhadap kemanusiaan, yang menggambarkan kekayaan budaya global.
Siluet koleksinya terkesan seperti ekspresi artistik multi-disiplin, yang menyandingkan konsep Tourist vs. Purist yang diperkenalkan oleh Virgil Abloh di koleksi Louis Vuitton untuk musim dingin 2021. Kontras ini menyoroti ketegangan antara struktur masyarakat yang sudah mapan dan ketidakstabilan ekspresi individu.
Inspirasi dari Olimpiade mendatang, yang akan diadakan di Paris, juga terlihat jelas dalam koleksinya.
Lihat Juga :![]() |
Kolaborasi dengan Air Afrique menghadirkan perspektif budaya yang unik. Kolaborasi ini menghasilkan pola kotak-kotak pada bagasi asli Air Afrique (yang sempat mengudara di tahun 1961-2002), terlihat dari tartan dengan infus Damier dalam nuansa hijau kebiruan dan cokelat.
Pola-pola ini ditampilkan di beberapa tampilan, termasuk syal, stola, dan tas, serta serangkaian logo yang terinspirasi dari Air Afrique.
Pertunjukan diakhiri dengan alunan kuat dari "Birds Don't Sing" oleh Clipse (feat. John Legend) dan "Falling Up" oleh Adekunle Gold, Pharrell Williams, dan Nile Rodgers.
Perpaduan antara musik, fesyen, dan budaya merangkum etos Louis Vuitton, sebuah merek yang melampaui batas dan merayakan kesatuan komunitas global.
(asr/asr)